Kemahasiswaan dan Kerja Sama

“Dari Pelosok Lauwo Menuju Rektor UIN Palopo: Kisah Keteladanan dan Komitmen Intelektual”

Di balik perubahan besar sebuah lembaga, selalu ada sosok yang berjalan dalam diam, bekerja dalam senyap, dan melangkah dengan tekad yang tak tergoyahkan. Salah satu sosok itu adalah Dr. Abbas Langaji, M.Ag., putra asli Lauwo, yang kini menakhodai transformasi monumental dari IAIN menjadi UIN Palopo.

Perjalanan beliau dimulai dari lorong-lorong pesantren yang sunyi, tempat ia mengasah jiwa dan pikirannya. Pondok Pesantren Al-Junaidiyah Biru di Bone, MANPK Makassar, hingga STAIN Palopo, menjadi jejak-jejak awal perjalanan intelektual yang penuh perjuangan. Lulus S1 dari STAIN Palopo, ia tak berhenti—melanjutkan S2 di UIN Alauddin Makassar, lalu meraih gelar doktor dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semua itu dilalui dengan keyakinan bahwa ilmu adalah cahaya perubahan.

Dr. Abbas bukan hanya seorang akademisi, tetapi juga pembelajar sejati dan pemimpin yang membumi. Dalam kariernya, ia dikenal dekat dengan mahasiswa, bersahaja dalam tutur kata, dan teguh dalam prinsip. Ia telah mengabdi sebagai dosen, menjabat Direktur Pascasarjana, hingga akhirnya dipercaya menjadi Rektor IAIN Palopo periode 2023–2027, yang kini telah resmi menjadi UIN Palopo, tonggak sejarah pendidikan tinggi Islam di Luwu Raya.

Di tengah kesibukan birokrasi, beliau tetap aktif membangun dialog dengan mahasiswa, komunitas, dan mitra lembaga. Gagasan besarnya tentang Smart & Green Campus menjadi bukti bahwa beliau bukan sekadar pelaksana tugas administratif, tetapi pemikir yang jauh ke depan. Ia juga memperkenalkan nilai-nilai adaptasi, integritas, dan rendah hati (AIR) sebagai roh dari lulusan UIN Palopo ke depan.

Namun, yang paling menyentuh dari sosok Dr. Abbas adalah kerendahan hatinya. Ia selalu berkata:

> “Saya terbuka terhadap kritik, siap diingatkan, bahkan dimarahi. Hati saya akan lapang tiap saat.”

Kepemimpinan beliau bukan tentang kekuasaan, melainkan tentang kebermanfaatan. Ia tak hanya ingin mencetak lulusan cerdas, tetapi juga manusia yang peka, tangguh, dan berakar kuat pada nilai-nilai keislaman.

Kini, UIN Palopo bersinar dalam cahaya baru. Dan di balik cahaya itu, ada langkah-langkah ikhlas seorang putra daerah yang membuktikan bahwa dari kampung kecil di Lauwo, seseorang bisa berdiri tegak di puncak perubahan—asal disertai doa, ilmu, dan komitmen yang tak pernah padam.

 

Satu pemikiran pada ““Dari Pelosok Lauwo Menuju Rektor UIN Palopo: Kisah Keteladanan dan Komitmen Intelektual””

Tinggalkan komentar

Translate »