Di sebuah organisasi yang penuh dinamika dan tantangan, ada sebuah tim kecil yang terdiri dari satu pemimpin dan tiga orang bawahan. Meski hanya berempat, tim ini dikenal sebagai tim paling solid dan inspiratif dalam lembaga tersebut. Mereka bukan sekadar bekerja bersama, tapi tumbuh dan saling menguatkan dalam setiap proses.
Sang pemimpin, seorang yang bersahaja namun karismatik, bukan tipe pemimpin yang hanya memberi perintah dari kejauhan. Ia hadir di tengah-tengah timnya, menyatu dalam setiap dinamika pekerjaan. Setiap pagi ia menyapa anggotanya dengan senyum dan kata-kata penyemangat, menjadikan hari-hari yang berat terasa lebih ringan. Ia selalu percaya bahwa tim yang hebat tidak lahir dari tekanan, melainkan dari motivasi dan kepercayaan.
Suatu hari, salah satu anggota tim melakukan kesalahan cukup fatal dalam laporan penting. Kesalahan itu bisa berdampak besar pada reputasi lembaga. Alih-alih marah dan menyalahkan, sang pemimpin memanggil timnya secara pribadi. Ia tidak berteriak atau menunjuk kesalahan secara langsung. Ia memilih untuk bercerita tentang pentingnya ketelitian dan kepercayaan dalam pekerjaan. Tegurannya halus, namun mengena. Anggota tim yang bersalah pun merasa tersentuh, bukan karena dimarahi, tapi karena dihargai dan diajak bertumbuh.
Yang membuat tim ini semakin luar biasa adalah sikap rendah hati pemimpinnya. Dalam sebuah rapat besar, ketika terjadi miskomunikasi yang menyebabkan kekeliruan, sang pemimpin tanpa ragu mengakui kesalahan di hadapan pimpinan yang lebih tinggi, padahal sebenarnya kesalahan itu bukan darinya, melainkan dari tim. Hal itu membuat para anggota tim merasa sangat terharu. Bagi mereka, pemimpin itu adalah sosok yang bukan hanya melindungi, tetapi juga menginspirasi dengan keteladanan.
Hari-hari mereka tidak selalu mudah. Ada saat-saat pekerjaan menumpuk, tenggat waktu menekan, dan target yang menantang. Namun, semua itu dijalani dengan semangat dan kekompakan. Pemimpin selalu hadir, bukan hanya sebagai pengarah, tapi juga sebagai sahabat dalam kelelahan. Ketiganya pun menjadikan pekerjaan sebagai ruang belajar dan bermain. Mereka tertawa bersama saat santai, bekerja sepenuh hati saat dibutuhkan, dan saling menyemangati ketika lelah melanda.
Kebersamaan mereka menjadi magnet bagi tim lain. Banyak yang ingin tahu rahasia di balik kekompakan itu. Jawabannya sederhana: kepercayaan, komunikasi, dan hati yang tulus. Ketika sebuah tim dipimpin dengan hati, maka bawahan akan bekerja dengan jiwa.
Kini, tim kecil itu menjadi inspirasi di seluruh lembaga. Mereka membuktikan bahwa kekuatan tim bukan pada jumlah anggotanya, tapi pada kedalaman hubungan dan semangat bersama. Dan sang pemimpin, tetap menjadi cahaya menerangi langkah timnya menuju pencapaian besar, dengan kerendahan hati, ketulusan, dan semangat yang tak pernah padam.
#Jalur3UINPalopo
Munzir