Ada sebuah ruangan sederhana di pojok sebuah gedung kantor. Tidak ada perabotan mewah di dalamnya, hanya meja kayu panjang, beberapa kursi yang sudah berumur, dan dinding-dinding yang dipenuhi tulisan tangan penuh warna. Namun, siapa pun yang melangkah masuk ke ruangan itu akan merasakan sesuatu yang berbeda.
Ruangan itu seperti oase di tengah kesibukan dan tekanan pekerjaan. Begitu pintu dibuka, hawa hangat menyambut setiap orang. Bukan hangat karena suhu udara, tapi hangat karena keceriaan yang berbaur dengan ketulusan. Semua masalah yang semula terasa berat seperti tertinggal di luar pintu. Seolah-olah ada sihir tak kasat mata yang membuat hati menjadi ringan.
Di dalamnya, selalu ada senyum yang siap menyambut. Penghuninya adalah orang-orang yang ramah dan penuh kesopanan. Mereka tidak peduli siapa yang datang: orang baru, rekan kerja lama, atau bahkan sekadar seseorang yang ingin menenangkan diri sejenak. Di ruangan itu, semua orang sama. Tidak ada jabatan, tidak ada perbedaan.
Dinding-dinding ruangan menjadi saksi betapa besar semangat yang hidup di sana. Setiap jengkalnya dihiasi dengan kalimat-kalimat motivasi. Ada yang ditulis rapi dengan spidol, ada pula yang digambar dengan cat warna-warni. Kalimat-kalimat itu tidak sekadar hiasan. Mereka seperti suara yang berbicara kepada siapa pun yang membacanya, memberi harapan dan mengingatkan bahwa hidup dan pekerjaan selalu punya cara untuk berjalan.
Di meja panjang, suara tawa sering pecah. Canda sederhana mengalir tanpa dibuat-buat. Tidak jarang cerita lucu menggantikan sejenak pikiran-pikiran yang penat. Walau hidup di luar ruangan itu penuh dengan beban dan tekanan pekerjaan, di dalam ruangan ini, semua orang belajar melihat beban bukan sebagai musuh, tapi sebagai tantangan.
Ada kalanya seseorang masuk dengan wajah muram, mata sembab, dan bahu yang terasa berat. Namun, setelah beberapa saat di dalam, wajah itu berubah. Senyum perlahan tumbuh, dan hati yang lelah menemukan tempatnya untuk istirahat. Begitulah kekuatan ruangan itu.
Tak ada yang istimewa pada benda-benda di dalamnya, tapi interaksi di sana adalah sesuatu yang langka. Kebersamaan yang dibangun atas dasar ketulusan membuat ruangan itu menjadi tempat yang selalu dirindukan.
Lambat laun, ruangan itu menjadi saksi perubahan. Orang-orang yang dulu pesimis belajar untuk percaya pada diri mereka. Orang-orang yang dulu terbiasa mengeluh kini terbiasa memberi semangat. Dari ruangan sederhana ini, lahirlah semangat baru yang menyebar keluar, ke setiap langkah hidup penghuninya.
Ruangan itu bukan sekadar tempat. Ia adalah simbol bahwa di tengah hidup dan pekerjaan yang penuh tekanan, manusia selalu punya pilihan: menyerah atau saling menguatkan. Dan mereka yang ada di sana memilih yang kedua.
Kini, setiap kali seseorang melewati ruangan itu, ia tidak hanya melihat dinding-dinding penuh tulisan. Ia melihat harapan. Ia melihat bahwa kebaikan dan kebersamaan bisa menjadi rumah, bahkan di dunia kerja yang sering terasa dingin
#Jalur3UINPalopo