Kemahasiswaan dan Kerja Sama

Cinta Tak Harus Buta !! Remaja, Seks Bebas, dan Risiko Tanpa Perlindungan

 

 

Oleh: Ayah Trioz – Penulis Hukum Kesehatan & Sahabat Gen Z

😔 Ketika Cinta Menjerumuskan…

“Aku hamil, Kak…”

Kalimat ini terucap pelan dari seorang remaja 16 tahun di ruang konseling. Tangannya gemetar memegang test pack. Pucat. Bingung. Takut. Sendiri.

Ia hanya ingin dicintai. Ia percaya. Ia menyerahkan semuanya — tubuh, waktu, bahkan masa depan — kepada seseorang yang ia kira akan bertanggung jawab.

Tapi sayangnya, cinta yang ia yakini tulus itu malah menyisakan luka.

Apakah dia bodoh? Tidak. Apakah dia berdosa? Entahlah. Yang jelas, ia adalah korban dari ketidaktahuan. Korban dari kurangnya edukasi. Dan korban dari kita — orang dewasa yang lebih sibuk menilai daripada mendampingi.

🧠 Cinta Itu Nggak Harus Membutakan Logika

Remaja zaman sekarang itu cerdas. Tapi cerdas aja nggak cukup kalau informasi yang masuk salah.

Banyak yang:

– Nggak tahu bahaya penyakit menular seksual kayak HIV, sifilis, HPV.
– Nggak paham bahwa kehamilan di luar nikah bisa bikin dropout dari sekolah.
– Nggak sadar bahwa tekanan sosial & keluarga bisa bikin depresi berat.

Bahkan lebih parah — masih banyak yang nggak tahu kalau mereka sebenarnya dilindungi hukum!

📜 Hukum Itu Ada Buat Lindungi Kamu, Bukan Ngancam

Ini aturan terbaru dan penting buat kamu tahu:

🟦 UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023

> Pasal 136: “Setiap remaja berhak mendapatkan informasi, edukasi, dan layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif, benar, dan tidak diskriminatif.”

Artinya, ngomongin soal pubertas, menstruasi, hubungan seksual, dan perlindungan diri itu legal. Bahkan wajib diajarkan.

🟦 UU Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014

> Anak di bawah 18 tahun dilindungi dari eksploitasi seksual dan tindak kekerasan seksual.

Jadi kalau kamu dipaksa, dirayu terus-terusan, atau sampai disebarkan aibmu di media sosial, itu bisa masuk ranah pidana.

🟦 UU TPKS No. 12 Tahun 2022

> Pelecehan, pemaksaan, eksploitasi seksual, termasuk lewat media digital = pidana berat.

Suka sama suka? Tapi kamu masih di bawah umur? Hati-hati, hukum tetap bisa bicara.

👀 Tapi Kok Masih Banyak yang Terjebak?

Karena kita hidup di budaya yang tabu bicara tapi bebas cari tahu sendiri.

Sekolah kadang cuma ngajarin tentang ujian, bukan kehidupan.
Orang tua sering canggung menjelaskan, tapi marah kalau anaknya jatuh.
Sementara internet? Bebas 24 jam ngajarin “definisi cinta” versi algoritma.

Akhirnya? Banyak remaja yang:

“Nggak enak nolak, takut dianggap nggak sayang…”
“Katanya kalau nggak ngelakuin, berarti aku nggak cinta…”
“Tapi dia janji nikahin aku nanti kok…”

Kenyataannya? Dia menghilang, kamu yang nangis.

🛑 STOP! Cinta Nggak Harus Ditukar dengan Tubuh

Remaja itu bukan objek. Tubuhmu bukan hadiah ulang tahun. Harga dirimu nggak diukur dari seberapa jauh kamu “mau ngelakuin”.

Kalau dia beneran sayang:
Dia bakal menjaga, bukan minta.
Dia bakal menunggu, bukan maksa.
Dia bakal mendorong kamu sukses, bukan bikin kamu hancur.

✅ Jadi, Apa yang Bisa Kita Lakuin?

1. Berani Cari Tahu dari Sumber yang Benar
Cek informasi di platform resmi: Kemenkes, BKKBN, atau tenaga medis. Jangan cuma dari konten viral!

2. Jangan Takut Tanya atau Konsultasi
Ada layanan konseling kesehatan remaja gratis, bahkan online. Kamu nggak sendirian.

3. Jaga Tubuh & Emosimu Sejak Sekarang
Kamu berhak bilang “tidak”.
Kamu berhak menolak walau awalnya setuju.
Itu bukan lemah. Itu kuat!

4. Dukung Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Sekolah
Remaja harus ngerti — bukan dihakimi. Edukasi itu kunci pencegahan.

🌱 Karena Cinta yang Benar Itu Nggak Akan Merusak

Cinta yang sehat bikin kamu tumbuh.
Cinta yang baik bikin kamu jadi lebih kuat, bukan trauma.
Dan hukum? Hukum ada untuk lindungi kamu — kalau kamu tahu cara pakainya.

Cinta tak harus buta.
Tapi remaja tak boleh dibiarkan tanpa cahaya.

Yuk, jadi generasi yang cinta dengan logika.
Lindungi tubuh, jaga harga diri, dan tegakkan hukum mulai dari diri sendiri.

📌 Butuh bantuan atau mau curhat seputar kesehatan reproduksi remaja?
Coba hubungi layanan seperti:
📱 Halo Dokter: Klinik UIN PALOPO
📧 Sahabat Remaja di Pusat Studi Gender UIN PALOPO
🌐 Atau cari PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) di prodi BKI (Bimbingan Konseling Islam)
#jalur3UINPALOPO
#majubersamaUINPALOPO

Satu pemikiran pada “Cinta Tak Harus Buta !! Remaja, Seks Bebas, dan Risiko Tanpa Perlindungan”

Tinggalkan komentar

Translate »